Jurnal Cloud Computing (Tugas Softskill)
Cloud Computing : Solusi ICT ?
Evan Nada Virgiawan
Lungguh Syam P
ABSTRAK
Salah
satu topik terhangat Information and Communication Technology (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) saat ini adalah cloud computing. Teknologi cloud
computing dihadirkan sebagai upaya untuk memungkinkan akses sumber daya dan
aplikasi dari mana saja melalui jaringan Internet, sehingga keterbatasan
pemanfaatan infrastruktur ICT yang sebelumnya ada dapat diatasi. NIST
mendefiniskan Clud Computing adalah sebuah model untuk kenyamanan, akses
jaringan on-demand untuk menyatukan pengaturan konfigurasi sumber daya
komputasi (seperti, jaringan, server, media penyimpanan, aplikasi, dan layanan)
yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan usaha manajemen yang
minimal atau interaksi dengan penyedia layanan. Pembahasan paper dimulai dengan
uraian dari beberapa pendapat dan penelitian terdahulu tentang teknologi cloud
computing, selanjutnya ditinjau kelebihan dan kekurangan yang dapat ditimbulkan
atas implementasi cloud computing. Pembahasan diakhiri dengan kesimpulan apakah
cloud computing merupakan solusi ICT ? dan saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan penguna dalam implementasi cloud computing.
Kata kunci : ICT, cloud, computing, internet
1.
Pendahuluan
Salah
satu topik terhangat Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini adalah cloud
computing. Sebagai satu trend teknologi yang masih terus dikembangkan dalam
penelitian oleh para praktisi ICT
sampai saat ini, teknologi cloud
computing dihadirkan sebagai upaya untuk memungkinkan akses sumber daya dan
aplikasi dari mana saja melalui jaringan Internet, sehingga keterbatasan pemanfaatan infrastruktur ICT yang
sebelumnya ada dapat diatasi.
Dalam kata lain cloud computing bisa berarti akses
fasilitas komputer secara bersama-sama memelalui Internet dari berbagai lokasi.
Sebagai contoh, sebuah Bank besar menggunakan cloud computing untuk operasional transaksi online, dan secara
tidak disadari sebagian dari kita sebenarnya telah menggunakan fasilitas cloud computing dalam bentuk email dan World Wide Web (WWW).
NIST mendefiniskan Clud Computing
sebagai “sebuah model untuk kenyamanan, akses jaringan on-demand untuk menyatukan pengaturan konfigurasi sumber daya
komputasi (seperti, jaringan, server, media penyimpanan, aplikasi, dan layanan)
yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan usaha manajemen yang
minimal atau interaksi dengan penyedia layanan [6].
Cloud computing
menawarkan peluang dan tantangan baru bagi praktisi
ICT. Di beberapa kasus, keahlian yang
dimiliki praktisi ICT dapat langsung digunakan dalam penerapan teknologi cloud, dan dalam beberapa kasus yang
lain perlu di dikembangkan
[10].
Dituntut peningkatkan kemampuan
beradaptasi sesuai standar di lingkungan cloud
computing. Beberapa perusahaan besar
telah mengeksplorasi teknologi cloud
computing
untuk dijadikan bisnis seperti Microsoft, IBM, Google dan Amazon dengan
menginvestasikan jutaan dolar untuk hal tersebut. Perusahaan tersebut
menawarkan layanan cloud, sehingga
sebagian besar tugas pemantauan, konfigurasi, integrasi, pembelian
infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak tidak lagi dibutuhkan karena
akan ditangani oleh penyedia cloud.
Dengan cloud computing, tidak ada lagi koneksi point-to-point antara pengguna dan infrastruktur komputasi [8].
Saat ini masih terdapat
kekhawatiran bagi administrator ICT di perusahaan atau organisasi untuk
menerapkan cloud computing pada
perusahaan mereka, hal tersebut didasari kekhawatiran akan kehilangan kontrol
atas data perusahaan mereka. Ini terjadi karena media penyimpanan data
perusahaan tersimpan di penyedia layanan cloud
computing. Masalah lainnya adalah
mengenai Interoperabilitas dan keamanan
Pembahasan paper dimulai dengan
uraian dari beberapa pendapat dan penelitian terdahulu tentang teknologi cloud computing, selanjutnya ditinjau
kelebihan dan kekurangan yang dapat ditimbulkan atas implementasi cloud computing. Pembahasan diakhiri
dengan kesimpulan apakah cloud computing
merupakan solusi ICT ? dan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
penguna dalam implementasi cloud
computing.
2.
Cloud Computing (‘Komputasi Awan”)

2.1 Karakteristik Cloud
Computing
Lima
karakteristik penting dari cloud
computing [1], yaitu :
1.
On-demand self-service. Konsumen
dapat menentukan kemampuan komputasi secara
sepihak, seperti server time dan network storage, secara otomatis sesuai
kebutuhan tanpa memerlukan interaksi manusia dengan masing-masing penyedia
layanan.
2.
Broad network access. Kemampuan
yang tersedia melalui jaringan dan diakses
melalui mekanisme standar yang mengenalkan penggunaan berbagai platform
(misalnya, telepon selular, tablets, laptops, dan workstations).
3.
Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi
yang dimiliki penyedia untuk melayani
beberapa konsumen virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan
ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa
pelanggan pada umumnya tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan
lokasi sumberdaya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi
di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh sumberdaya termasuk
penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual.
4.
Rapid elasticity. Kemampuan dapat ditetapkan dan
dirilis secara elastis, dalam beberapa
kasus dilakukan secara otomatis untuk menghitung keluar dan masuk dengan cepat
sesuai dengan permintaan. Untuk konsumen, kemampuan yang tersedia yang sering
kali tidak terbatas dan kuantitasnya dapat disesuaikan setiap saat.
5.
Measured Service. Sistem cloud computing secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan memanfaatkan
kemampuan pengukuran (metering) pada
beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan,
pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan
sumber daya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya
memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen dari layanan yang digunakan.
2.2 Model Layanan Cloud
Computing
Tiga model layanan dari cloud computing [6], yaitu :
1.
Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk
menggunakan aplikasi penyedia dapat beroperasi pada infrastruktur cloud. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka
seperti web browser (misalnya, email berbasis web). Konsumen tidak mengelola
atau mengendalikan infrastruktur
cloud yang mendasar termasuk jaringan, server, sistem operasi, penyimpanan,
atau bahkan kemampuan aplikasi individu, dengan kemungkinan pengecualian
terbatas terhadap pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna tertentu. Contohnya
adalah Google Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial
seperti FaceBook.
2.
Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk
menyebarkan aplikasi yang dibuat konsumen atau diperoleh ke infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa
pemrograman dan peralatan yang didukung oleh
provider. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur cloud yang mendasar termasuk jaringan,
server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi
yang disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.
Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft
Azure investment.
3.
Cloud Infrastructure as a Service (IaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen
untuk memproses, menyimpan, berjaringan, dan sumber komputasi penting yang
lain, dimana konsumen dapat menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara
bebas, yang dapat mencakup sistem operasian aplikasi. Konsumen tidak mengelola
atau mengendalikan infrastruktur cloud
yang mendasar tetapi memiliki kontrol atas sistem operasi, penyimpanan,
aplikasi yang disebarkan, dan mungkin kontrol terbatas komponen jaringan yang
pilih (misalnya, firewall host). Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple
Storage Service.
2.3 Model Penyebaran Cloud
computing
Empat model penyebaran cloud
computing [6], yaitu:
1.
Private cloud. Infrastruktur cloud yang semata-mata dioperasikan bagi suatu organisasi. Ini mungkin dimiliki,dikelola dan dijalankan oleh
suatu organisasi, pihak ketiga atau kombinasi dari beberapa pihak dan mungkin
ada pada on premis atau off premis.
2.
Community cloud. Infrastruktur cloud digunakan secara bersama oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang telah berbagi concerns (misalnya; misi, persyaratan
keamanan, kebijakan, dan pertimbangan kepatuhan). Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan mungkin ada
pada on premis atau off premis.
3.
Public cloud. Infrastuktur cloud yang
disediakan untuk umum atau kelompok industri
besar dan dimiliki oleh sebuah organisasi yang menjual layanan cloud.
4.
Hybrid cloud. Infrastruktur cloud merupakan
komposisi dari dua atau lebih cloud (swasta,
komunitas, atau publik) yang masih entitas unik namun terikat bersama oleh
standar atau kepemilikan teknologi yang menggunakan data dan portabilitas
aplikasi (e.g., cloud bursting for
load-balancing between clouds).

Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang
dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud
maupun customer. Pada gambar 2, di
situ dijelaskan stack (jenjang)
teknologi komputasi dari Networking
naik hingga ke Application.
Dijelaskan sampai di stack mana suatu
vendor layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen
mulai memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.

Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab
penyedia layanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang
disediakan. Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola
Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab
membuat aplikasi dan juga skema database-nya. Pada IaaS, penyedia layanan cloud
bertanggung jawab untuk
Networking hingga Virtualization.
Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System ke atas. Sebagai
perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise
(bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung
jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application.
2.4 Implementasi Cloud Computing
Perusahaan ICT besar telah membelanjakan
miliaran dollar sejak tahun 1990-an untuk mengembangkan cloud computing. Sebagai contoh, Sun’s telah dikenal dengan slogan “ther
network is the computer” di dirikan pada akhir tahun 1980-an. Salesforce.com
telah menyediakan on-demand Software as a Service (SaaS) untuk pelanggannya
sejak 1999. IBM dan Microsoft telah memulai layanan Web sejak awal tahun 2000-an.
Microsoft’s Azure menyediakan layanan sistem operasi dan satu set tools dan
layanan. Google’s pepuler dengan Google Docs menyediakan Web-based pengolah
kata, spreadsheet dan apliasi presentasi. Google App menperkenankan pengembang
sistem untuk menjalankan aplikasi Phyton/Java di dalam infrastruktur Google.
Amazaon dikenal sebagai penyedia layanan Web seperti ECS (Elastic Compute
Cloud) dan S3 (Simple Storage Service). Yahoo! mengumumkan bahwa dapat
menggunakan framework Apache Hadoop untuk memperkenakan pengguna bekerja dengan
ribuan nodes dan 1 petabyte (1 miliar gygabytes) data.
Contoh yang telah disebutkan
membuktikan penyedia cloud computing menawarkan layanan pada tiap tingkatan
implementasinya; perangkat keras (Amazon dan Sun), sistem operasi (Google dan
Microsoft), layanan perangkat lunak (Google, Yahoo! dan Microsoft).
Target penyedia cloud computing
adalah dari berbagai kelompok end-user,
dari pengembang perangkat lunak sampai masyarakat umum. Sebagai informasi
tambahan mengenai cloud computing,
University of California (UC) Berkeley’s menyajikan perbandingan model cloud
antara Amazon, Microsoft dan Google. [1]
3.
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Profesional ICT dituntut untuk
meningkatkan keahlian yang dimiliki atas penerapan teknologi cloud computing. Dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki, para profesional dapat menangkap peluang baru yang
dapat digunakan sebagai kesempatan untuk memperluas kompetensi mereka.
Perusahaan perlu mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman tenaga ICT yang mereka miliki, sehingga nantinya
transisi ke teknologi berbasis cloud akan yang diterapkan dapat berhasil dan
menguntungkan.
Teknologi dalam bidang ICT begitu
cepat berkembang, dan ini merupakan sebuah tantangan. Maka dibutuhkan kesiapan
para profesional dan perusahaan ICT untuk mengantisipasi perkembangan tersebut.
3.2 Saran
Bagi yang
akan menggunakan cloud
computing perlu dipertimbankan dengan
matang
sebelum beralih ke jenis layanan yang ditawarkan teknologi ini, tidak semua
layanan
harus menggunakan on-demand, karena terdapat jenis-jenis layanan yang akan
lebih
efisien bila dilakukan secara on-premise. Beberapa jenis layanan bahkan dapat
dilakukan
secara bersamaan (hybrid)
dengan menggabungkan kedua jenis model
tersebut. Diperlukan kesiapan infrastruktur yang memadai, karena dibutuhkan
bandwith
internet yang cepat dan stabil agar cloud computing dapat berjalan dengan
baik.
4.
Daftar
Pustaka
[1]Armbust ,
Michael et al., 2009, Above the Clouds: A
Berkeley View of Cloud Computing,
University of California Berkeley Reliable Adaptive Distributed Systems Laboratory, Berkeley, http://radlab.cs.berkeley.edu/ (diakses 28 Oktober 2011)
[2]E. Knorr
and G. Gruman, What Cloud Computing
Really Means, InfoWorld, http://www.infoworld.com/d/cloud-computing/what-cloud-computing-really-means-031?page=0,0. (diakses 10 Nopember 2011)
[3] Han,Yan, 2010, On the Clouds: A
New Way of Computing, Information Technology and Libraries, Vol Vol 29
Issue 2, p87-92, Academic Search Premier,
EBSCO,
http://web.ebscohost.com.ezproxy.ugm.ac.id/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=92d6 4879-fcaa-400c-b5ba-ba8545b430a3%40sessionmgr114&vid=2&hid=110 (diakses 1 Oktober
2011)
[4]Hartono,
Tony Seno, 2011, Komputasi Awan dan Segala Aspeknya, http://www.detikinet.com/read/2011/10/26/093855/1752688/328/komputasi-awan-dan-segala-aspeknya?i9911, (diakses 1 Nopember 2011)
[5]Gartner,
2008, Gartner Says Worldwide IT Spending
on Pace to Supass $3.4 Trillion in
2008, press release, Aug. 18, http://www.gartner.com/it/page.jsp?id=742913&format=print (diakses 15 Oktober 2011)
[6]Mell,
Peter and Grance, Tim, 2011, The NIST
Definition of Cloud Computing, National Institute of Standards and
Technology (NIST), http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-145/SP800-145.pdf/ (diakses 19 Oktober 2011)
[7] Srouch, Steve et al., 2011, Taxonomy for
Cloud Data Hosting Solutions, Institute of Architecture of Application
Systems, University of Stuttgart, Germany http://www.iaas.uni-stuttgart.de/RUS-data/INPROC-2011-71%20A%20Taxonomy%20for%20Cloud%20Data%20Hosting%20Solutions.pdf (diakses 5 November
2011)
[8]__________,
2010, Cloud computing: resiliency is the
key to success, SunGuard, www.availability.sungard.com, (diakses 10 Oktober 2011)
[9]__________,
2011, Cloud Computing Efficiency, http://www.matthewb.id.au/computer/cloud-computing-efficiency.html (diakses 7 Nopember 2011)
[10] __________, 2011, Cloud Computing:What IT Professionals Need to Know,
Microsoft
Corperation,

Komentar
Posting Komentar